Minggu, 16 April 2017

Menulis Puisi Dengan Pembelajaran Yang Menyenangkan


Dalam materi pembelajaran bahasa yang membahas tentang menulis puisi, banyak para pengajar atau guru yang mengajarnya hanya dengan cara yang klasik, yaitu dengan cara menerangkan materi tentang cara menulis puisi lalu menyuruh siswa untuk membuat puisi tersebut sebagai tolok ukur pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru mengenai menulis puisi.
Cara pengajaran tersebut tidak sepenuhnya salah,tetapi dengan cara pengajaran yang seperti itu,siswa cepat merasa bosan dan jenuh, apalagi siswa tidak ikut berperan aktif secara penuh untuk memahami cara menulis sebuah puisi yang dipelajarinya.

1. Pengertian Puisi
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu ‘pemadatan kata’. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.

2. Cara Menulis Puisi Dengan Baik Dan Benar
Menulis puisi dengan baik itu gampang-gampang susah. Ada orang yang mengatakan “Saya bisa menulis puisi jika sedang berada di kamar yang sunyi.” Ada pula yang mengatakan “Saya bisa menulis puisi di mana saja.” Pendapat lain mengatakan “Saya bisa menulis puisi saat hati saya sedang sedih.”
Ungkapan-ungkapan di atas, hanya sebagian kecil saja pendapat orang tentang menulis puisi. Ada berbagai cara yang bisa digunakan untuk mengasah keterampilan menulis puisi dengan baik & Benar.
Puisi dapat ditulis berdasarkan catatan harian. Ikutilah langkah berikut ini jika Anda akan menulis puisi berdasar catatan harian:
1. Baca dan renungkan isi catatan harian yang Anda miliki.
2. Coretlah kata-kata yang tidak penting dan tambahkan katakata yang menurut Anda menarik untuk disertakan.
3. Hapuslah baris-baris yang tidak penting.
4. Atur dan urutkan kembali baris-baris yang sudah Anda pilih.
5. Bacalah kembali hasil akhir baris-baris itu.
6. Suntinglah kembali baris-baris itu sehingga menjadi barisbaris puisi     yang menarik.
Proses Pembelajaran Memahami Jenis-Jenis Paragraf
Masih banyak para pengajar menggunakan metode ceramah dan penugasan.Metode ceramah adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Sedangkan metode penugasan adalah sebuah metode yang menyuruh atau memberikan tugas saja terhadap siswa dan siswa agak lebih aktif tetapi menyebabkan kejenuhan terhadap siswa.
Dengan metode seperti ini kegiatan di kelas, siswa lebih dituntut untuk mendengarkan materi menulis puisi. Selama kegiatan pembelajaran siswa hanya diam mendengarkan ceramah yang diberikan guru. Kemudian siswa disuruh untuk membuat sebuah contoh puisi atau menjelaskan cara menulis puisi.
Untuk memberian pembelajaran yang menyenangkan yang membuat siswa lebih bersemangat dan aktif, maka harus disisipi cara pengajaran yang menyenangkan dengan model permainan. Model permainan tersebut dengan memakai teknik berantai yang menggunakan siswa sebagai media untuk pembelajaran. Setiap baris kelompok siswa yang terdiri dari 8 anak per kelompoknya,setiap anak disuruh untuk membuat satu baris puisi sesuai tema yang sudah ditentukan oleh guru yang dimulai dari depan kemudian ke belakang lalu kembali lagi ke depan dan guru juga harus menentukan waktu yang terbatas. Setelah itu, guru membacakan hasil puisi yang ditulis oleh setiap kelompok yang kemudian akan dikomentari oleh kelompok baris lainnya dan seterusnya. Dari hasil komentar para siswa tersebut,tidak kemudian dijelaskan bagus atau tidak,benar atau salahnya tetapi, guru memberikan penjelasan tentang materi cara menulis puis, dan dengan sendirinya para siswa akan mengetahui puisi mereka benar atau salah dan benar atau tidak. Tidak hanya dengan itu saja, setelah kegiatan tersebut guru juga harus memberikan evaluasi terhadap siswa,untuk mengetahui seberapa pahamkah siswa mengenai cara menulis puisi.
Jadi dengan metode seperti ini keaktifan dan kekreatifan siswa lebih terasah yang dapat menyenangkan siswa dalam pelajaran. Karena dengan cara pelajaran seperti ini yang bersumber pada siswa akan lebih meningkatkan pemahaman siswa mengenai cara menulis puisi.

Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan suatu rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Hasan dkk, 2001:1092). Sementara itu, Pringgawidagda (2002:88) menyatakan bahwa strategi adalah suatu cara, teknik, taktik atau siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan kegiatan merencanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
Alasan-alasan pendidik memilih Strategi pengajaran, yaitu dengan mempertimbangkan tujuan pengajaran, isi pelajaran, kemampuan pelajar, fasilitas yang tersedia, situasi yang ada, waktu yang tersedia, kekuatan dan kelemahan metode. Agar dalam pembelajaran jenis-jenis paragraf dapat tercapai dengan baik, maka pembelajaran harus menerapkan strategi yang relevan.
Berikut ini disajikan langkah-langkah pembelajaran menulis puisi dengan pembelajaran yang menyenangkan:
1.      Tujuan Pembelajaran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menggunakan kompetensi dasar (kemampuan dasar) dan indikator hasil belajar sebagai ganti tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu memahami cara menulis puisi dengan baik dan benar.
2.      Bahan Pembelajaran
Cara-cara menulis puisi dengan baik dan benar sebagai bahan ajar menulis puisi.
3.      Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis puisi adalah dengan metode yang menyanangkan yaitu dengan memakai model permainan. Model permainan yang dipakai adalah teknik berantai yaitu dari satu siswa ke siswa lain. Selain itu pembelajarannya dari siswa untuk siswa. Jadi siswa akan lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.
4.      Langkah-langkah Pembelajaran
a.       Persiapan
Tahap ini merupakan kegiatan yang dilakukan seorang guru sebelum melakukan pembelajaran. Guru harus memahami materi tentang cara menulis puisi yang baik dan benar secara mendalam. Sehingga dapat memberikan materi secara lancar kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b.      Pendahuluan
Tahap ini merupakan tahap awal dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Tahap pendahuluan ini berisi perintah kepada siswa untuk membuat sebuah puisi. Setiap baris kelompok yang terdiri beberapa anak, setiap anak menulis satu baris puisi sesuai tema yang kemudian diteruskan ke siswa lain hingga waktu habis. Kemudian hasil contoh puisi siswa ditebak atau dikomentari oleh kelompok lain.
c.       Inti
Pada tahap inti guru memberikan materi kepada siswa mengenai cara menulis puisi yang baik dan benar. Dari penyampaian materi ini,siswa yang belum mengetahui tentang menulis puisi yang baik dan benar dengan sendirinya siswa akan mengetahui puisi yang telah dibuatnya baik atau tidak sesuai dengan cara-cara menulis puisi.
 d.      Penutup
Tahap ini diisi dengan pemberian evaluasi.
Evaluasi dilakukan dengan pemberiantugas mengenai pembuatan puisi. Guru juga memberikan pertanyaan singkat secara lisan tentang cara-cara menulis puisi yang baik dan benar.
Kesimpulan
Dengan teknik berantai siswa akan lebih senang dan bersemangat untuk belajar, karena teknik ini berpusat pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung atau pembelajaran dari siswa ke siswa. Siswa diharapkan bisa berpartisipasi penuh aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran, karena guru di sini hanyalah berperan sebagai peranta dan fasilitator.


Sabtu, 15 April 2017

CERPEN SANG KORUPTOR

Malam makin meninggi. Tinggalkan penghuni bumi yang masih bergelut dalam mimpi-mimpi panjangnya. Bermimpi tentang kekuasaan. Bermimpi tentang indahnya kekuasaan. Sementara mentari mulai terbangun dari mimpi panjangnya yang indah untuk sinari penghuni bumi yang masih tetap bermimpi panjang.
Kokok ayam pun mulai bersahutan. Nadanya riang gembira beriringan dengan datangnya sinar mentari. Suara azan dari masjid telah terdengar merdu. Menusuk kalbu. Ingatkan hidup dan segala dosanya. Serahkan diri dan bersujud mohon ampun kepada Sang pencipta.
Irama masih terjaga. Tak ada rasa kantuk sedikit pun dirasakannya pagi menjelang. Matanya terus mendelik pada surat berwarna coklat yang tergeletak dimeja kerjanya. Isi surat itu membuat otaknya terus bekerja sepanjang malam. Rasa kantuk pun tak terasa hingga sinar mentari telah menorobos masuk dalam rumah kehidupan.
Irama adalah birokrat muda di Kabupaten Lilot. Usianya baru mencapai angka 45. Jabatannya terus menanjak. Dimulai sebagai birokrat yang mengabdikan diri di kelurahan. Hingga kini kepala dinas dijabatnya. Sebuah jabatan yang bergengsi dan banyak diburu para pemburu amanah di Kabupaten Lilot. Bahkan ada yang untuk mengincar jabatan kepala dinas rela menjual harga diri kepada pimpinan daerah dengan menawarkan berbagai kemudahan kepada keluarga pimpinan daerah. Termasuk memanjakan pimpinan daerah dalam soal proyek dan kegiatan di dinas yang mareka pimpin.
Sebagai putra daerah, Irama adalah salah satu putra terbaik di Kabupaten Lilot. Lulusan sebuah perguruan tinggi negeri terkemuka di Jawa, membuat pria satu putra ini diprediksi sebagai kandidat pemimpin masa depan Kabupaten Lilot. Dimasa masih berstatus sebagai mahasiswa, Irama adalah aktivis kampus ternama itu. bahkan diera reformasi dirinya bersama dengan sejumlah mahasiswa negeri ini ikut menurunkan pemimpin era orde itu yang tak tahu diri dalam biusan kekuasaan.
Kepiawaiannya dalam bekerja dilegitimasi banyak pihak. Berbagai predikat dan prestasi diraihnya. Beberapa kali Kabupaten Lilot mendapat penghargaan dari pemerintah pusat atas prestasi dinas yang dipimpinnya sebagai pemimpin dinas, Irama dikenal sebagai pemimpin  yang bekerja sesuai dengan standar operasional dinas berikut perangkat pendukungnya berupa UU, peraturan pemerintah dan Perda serta Perbup. Tak heran Irama adalah satu-satunya pemimpin dinas yang berani bersuara lantang dan berbeda pandangan dengan pemimpin kabupaten. Kepiawaian dalam bidang kerjanya selalu diwariskan kepada para bawahannya untuk bekal dalam bekerja. Tak heran banyak bawahannya merasa senang dan bahagia bekerja bersama Irama. Banyak ilmu dan pengetahuan yang mereka dapatkan dari Irama.
“Selama sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku kita tak pernah surut dalam memperjuangkan kebenaran, Dalam bekerja kita selalu tunduk dengan aturan dan bukan dengan pemimpin kabupaten,” ujarnya saat memprovokasi semangat bawahannya. ”Dan ingat,” lanjut Irama kita ini bekerja untuk negara, bangsa dan masyarakat. Bukan untuk pemimpin yang mengangkat kita. Kalau pemimpin menyuruh kita bertindak diluar ketentuan, maka jangan dijalankan. Kalau pemimpin mengamanahkan jabatan tidak sesuai dengan kompetensi, pengalaman dan pendidikan kita, maka harus kita tolak. Harus kita tolak karena itulah penyebab kita akan ke bui,” jelas Irama dengan suara lantang bernada patriotisme Bawahannya terdiam. Membisu seribu bahasa. Seakan mengiyakan nasehat pemimpinnya.
Dimata tetangga lingkungan tempat tinggalnya, Irama adalah anggota masyarakat yang baik dan gampang bergaul tanpa mengenal kasta. Jabatan sebagai Kepala Dinas tak pernah diumbarnya di hadapan masyarakat sekitar. Bahkan mobil dinas pun tak pernah Irama bawa pulang ke rumah. Dan setiap ditanya alasan mobil plat merah tak pernah dibawa pulang, Irama dengan tegas menyatakan bahwa mobil itu hanya untuk keperluan kantor.
”Mobil itu milik kantor dan untuk kegiatan operasional kantor. Kalau saya menggunakan mobil itu untuk kepentingan saya pribadi dan keluarga maka saya telah menyalahgunakan kewenangan. Dan itu korupsi,” tegasnya.
Bagi kawan-kawan seperjuangan, Irama adalah sosok sahabat yang susah diajak kompromi dan berkolaborasi dalam bisnis. Tak heran banyak sahabat-sahabatnya enggan bersentuhan dengan kegiatan dan proyek di dinas yang dipimpin Irama.
“Irama itu orangnya lurus dan tidak neko-neko. Susah diajak kompromi dalam proyek. Baginya dalam proyek tak ada istilah teman. Semuanya diperlakukan sama sebagai kontraktor. Jangan harap ada kemudahan dari Irama walaupun saya ini teman dan sahabatnya sejak masih di bangku sekolah dasar,” cerita Roy sahabatnya sejak kecil.
Namun kalau sahabat dan teman-temannya dalam kesusahan, maka Irama tanpa segan-segan membantu. Tak terhitung anak sahabatnya yang dibiayainya dalam menempuh pendidikan. Demikian pula ketika ada sahabatnya yang mendapat musibah, maka uluran tangan Irama selalu datang.
”Kawan-kawan harus bisa membedakan posisi saya. Sebagai sahabat saya akan membantu. Namun sebagai pimpinan dinas saya harus menegakkan aturan sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa diskriminasi kepada semua orang dan pihak tanpa terkecuali,” jelasnya kepada kawan-kawannya. Dan kawan-kawannya hanya diam membisu seribu bahasa atas penjelasan Irama.
Mareka sudah hafal dan paham dengan karakter tegas dari Irama.
Narasi patriotik yang disuarakannya, kini berbalik arah. Semangat merah putih yang selalu membara dalam jiwa raganya kini terusik. Keinginan pemimpin daerah untuk memberinya amanah sebagai kepala dinas yang tak sesuai dengan bidangnya menjadi awal malapetaka ini.
Sore itu menjelang jam pulang, dirinya dipanggil pemimpin daerah. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit itu, pemimpin daerah memintanya untuk menjadi kepala dinas yang bertentangan dengan displin ilmunya dan kontradiksi dengan bidang kerjanya selama ini. Namun kesantunan narasi pemimpin daerah membuatnya lunglai dan luluh. Terlelap dalam impian tak bertepi. Tergoda dalam diksi santun bermulut harimau yang siap menerkam.
”Ini adalah langkah untuk memuluskan Pak Irama sebagai kandidat Sekda daerah ini. Jabatan ini tak lama, Kita hanya mengikuti aturan saja,” dalih pemimpin daerah dengan nada santun.
‘Saya apresiasi kepercayaan Bapak. Namun saya tak bisa. Ini akan membuat kabupaten kita makin tertinggal dan bisa ditegur departemen Pak,” kilah Irama. Dan entah apa gerangan yang terjadi dalam pertemuan 30 menit di ruangan pimpinan daerah itu, Irama akhirnya bersedia menerima amanah sebagai kepala dinas baru itu.
Dan baru dalam hitungan hari, godaan dan godaan terus berdatangan. Mulut-mulut harimau berbulu domba terus menarasikan dirinya. Untaian nada-nada indah terus bersenandung dari berbagai pihak bak orkestra tanpa henti dan jeda. Siang dan malam handphonenya terus berdering bak nyanyian pelantun lagu tanpa harmonisasi nada. Maklum dinas yang dipimpinnya tergolong dinas superbasah. Intervensi demi intervensi terus bergelayut dalam perjalanannya sebagai kepala dinas baru itu. Datangnya dari berbagai penjuru mata angin. Silih berganti tanpa terbendung. Pemberontakan nuraninya hanyalah sia-sia. Ketidakmampuannya adalah sumber bencana itu. Dan hanya dalam 90 hari kerja. Surat pemanggilan dirinya sebagai tersangka pun diterimanya.
Irama harus menghadapinya seorang diri. Seorang diri tanpa sahabat dan buaian kata-kata apologi. Seorang diri menghadapi persoalan dan malapetaka. Pimpinan Daerah pun tak menggubris. Membiarkan Irama dengan permasalahannya.
Irama tersentak. Rabaan tangan mungil nan bersih menyentuh pundaknya. Dia menoleh. Istrinya tersenyum getir.
”Pak. Mareka sudah datang,” ujar istrinya lirih.
”Oh, iya.Bilang kepada mareka untuk menunggu. Saya mau mandi,” ujar Irama pelan.
Mentari mulai meninggi. Setinggi kecepatan mobil yang akan membawanya ke rumah penginapannya sementara. Rutan. Rumah tahanan yang terletak di ujung pinggirKota.

Jumat, 14 April 2017

CERPEN GANGGUAN

Malam ini selesai aktivitas biasa aku buat seminggu dua atau tiga kali iaitu berlari sekitar 5 hingga 10 km. Aku duduk berehat meneguk air mineral sambil mengeringkan peluh yang hampir boleh memenuhkan sebaldi. Selepas kering aku capai tuala dan mandi. Selalunya selepas mandi dari melakukan aktiviti memenatkan pasti mudah tertidur. Biasanya la tapi tidak malam ini.
Teringat aku pada makwe yang berlari lebih laju dari aku tadi. Punya semangat sampai menerujakan aku untuk ikut di belakang. Lebih mengingatkan aku lagi pada makwe tadi kerana dia tersandung lalu terjatuh tapi masih cuba mengekalkan kecantikannya dan bangun meneruskan larian. Mungkin malu terjatuh dilihat oleh aku yang berlagak tenang bertanyakan keadaan dia yang OK atau tidak. Biasa la jejaka kacak harus tunjuk keperihatinan tanpa memilih bentuk tubuh dan paras rupa.
Selepas mandi aku melirik pada jarum jam, tepat melekat pada angka 1 pagi. Aku naik ke katil dan menggeliat. Terasa urat-urat bersimpul kembali lurus tanpa perlu khidmat dari rumah urut gaya Thai. Sebelum tidur aku ingatkan diri untuk membaca doa untuk menghindarkan dari apa jua gangguan yang cuba mendekati dengan niat jahat. Selesai membaca, mata memberi isyarat masih belum mahu berehat walau badan sudah keletihan dan aku terus putuskan untuk membaca buku. Selalunya bila membaca dalam waktu yang lewat aku akan cepat mengantuk lalu terus melayarkan bantera ke lautan mimpi.


Aku menekan suis hidupkan lampu dan memilih buku puisi kerana membaca puisi memerlukan penghayatan. Walaupun ada makna-makna yang kita terjemahkan tidak sama dengan niat penulis tapi ia tetap perlukan jiwa untuk dihadam. Buku puisi Qalb tulisan Maria bergigi besi (harap Maria tersenyum)  yang aku kenal dari twitter menjadi teman malam ini.
Sudah 30 minit berlalu belum ada tanda-tanda mata mahu terlelap. Aku meneruskan bacaan dengan teliti setiap bait lalu dihantar ke otak untuk diproses akan maksudnya. Setiap puisi biasanya akan aku ulang sebanyak dua atau tiga kali. Punyalah betul-betul nak hadam.
Selalunya semasa aku membaca dalam beberapa mukasurat, aku mesti berhenti mencapai telefon bimbit untuk bermain permainan bola sepak yang aku main dari tahun lepas. Aku pun tak tahu kenapa aku suka buat selingan semasa membaca walaupun buku yang aku baca itu memang menarik. Tetap akan membuat selingan.
Tiba-tiba di hujung telinga, aku terdengar sesuatu tetapi tidak dapat menangkapnya dengan jelas kerana terlalu sekejap. Aku menganggap itu hanya ilusi dari suasana yang sunyi, dan menyambung pembacaan.
GBRUUPP…. GBRRRUUUUPPPP….. KKKRRRUUKKK…..
Sekali lagi bunyi yang sama kedengaran. Kali ini lebih jelas dan lama. Aku kembali menoleh tingkap dan melihat keluar dengan membuka tingkap. Mata aku meliar memerhati sekeliling seperti anjing polis yang dilatih dengan cekap menangkap bau penjenayah. Mana tahu ada yang ingin mengambil harta keluarga aku. Dengan pantas aku akan melompat dari tingkap, bertumbuk dan menjerit sambil bangunkan jiran-jiran. Baru nampak macam hero.
Cuma malam yang disinar lampu LED aku pasang tiga bulan lepas tidak memperlihatkan bayang curiga yang aku cari. Yang ada pun kucing orang sebelah yang suka tidur di bawah kereta ayah aku. Tertanya juga aku kenapa kucing orang sebelah ni suka tidur di kawasan rumah aku, padahal rumah tuan dia banyak kot tempat boleh dia tidur.
Aku tutup semula tingkap dan sambung pembacaan. Kali ini aku mesti mengantuk! Aku mesti jayakan misi untuk tidur.
GBRUUPP…. GBRRRUUUUPPPP….. KKKRRUUUKKK….
Kesepian aku kembali terganggu selepas 2 minit. Aku jadi berang dan bingkas bangun membuat kekuda seperti pendekar yang bersiap siaga. Jika perlu aku berlawan seperti Hang Tuah dan Gusti Adipati Handaya Ningrat di alam ghaib seperti cerita Puteri Gunung Ledang pun aku sanggup. Biar zahirnya nampak kaku umpama tiada apa berlaku tetapi di batin penuh kesaktian berbalas-balas serangan sehingga salah satu tumbang. Aku betul-betul marah dengan bunyi yang tidak sudah menggangu.
Terlintas di fikiran aku juga mungkin dunia sudah dilanda zombi dengan tiba-tiba seperti The Walking Dead yang bertahun tak sudah-sudah episodnya. Aku bersedia jika zombi menyerang aku hanya perlu cucuk kepala tembus ke otak atau cantas terus kepala mereka. Cuma aku berharap yang menyerang bukanlah zombi Train to Busan. Memang tak cukup tanah aku berlari nanti. Hancur harapan nak jadi hero kacak.
Akhirnya aku memutuskan untuk menghadapi apa yang mengganggu aku. Lantak la kalau hantu pun, tetap aku hadapi dengan menghunus doa-doa yang aku hafal. Hampir semua jenis hantu Melayu aku hafal rupa parasnya. Manakan tidak, cerita hantu sudah biasa aku dengar dari kecil oleh bermacam-macam orang yang lebih tua dari aku (pangkat atuk selalunya) dengan pelbagai versi. Kali ini aku ada cerita versi dari aku sendiri untuk anak cucu cicit aku sebarkan di masa hadapan dengan cemerlang.
Aku sudah tahu dari mana bunyi itu datang!
Sel-sel saraf aku mula bersambung, darah mula mengalir deras di tubuh. Aku bersedia dan cergas walau sudah hampir dinihari. Perkara ini harus aku selesaikan sebelum waktu subuh. Kerana selepas waktu subuh tidak ada lagi bunyi seram atau kisah-kisah misteri akan berlaku dan didendangkan. Waktu seperti ini sahaja selalunya mata yang terhijab mampu melihat dengan jelas.
Dengan pantas aku ke dapur. Aku yakin di dapur semuanya akan terungkai. Di dapur ini akan aku tamatkan persoalan yang mengganggu aku. Aku ingin bebas. Pantang anak muda Melayu kacak berundur dari medan perang tanpa bertempur dengan sepenuh jiwa raga. Akan aku hadap tanpa belas kasihan.
Berbekal pengalaman dan ilmu yang diterap dari kecil, dengan lafas Bismillah aku melahap nasi sejuk berteman kecap serta ikan goreng yang tidak aku jamah petang tadi. Kes berjaya diselesaikan.

Senin, 03 April 2017

Semantik



Jenis-jenis makna

1.      Makna kognitif
Makna kognitif adalah makna yang ditunjukkan oleh acuannya, makna unsure bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia luar bahasa, objek atau gagasan dan dapat dijelaskan berdasarkan  analisis komponennya.
Contoh makna kognitif:
Kata  pohon Jika kita bermakna pohon terbayang pada kita pohon yang selama ini kita kenal yaitu tunbuhan; tinggi;  berdaun, berbatang, kadang – kadang bercabang,  kadang-kadang tidak.

2.      Makna Ideasional
Makna ideasional adalah makna yang muncul akibat penggunaan kata yang memiliki konsep. Dalam hubungan dengan makna ideasional kata, ada baiknya dibedakan konsep kata dan makna ideasional kata. Konsep kata merupakan makna inti, sedangkan makna ideasional merupakan konsekuensi atau hal yang diharapkan yang berlaku didalam sebuah kata.
Contoh makna ideasional:
Dalam BI terdapat kata demokrasi . konsep makna kata demokrasi adalah persamaan hak dan kewajiban seluruh rakyat. Makna ideasionalnya, yakni rakyat turut memerintah melalui wakil – wakil yang akan memimpin mereka. Rakyat berhak mengawasi jalannya pemerintahan, tetapi rakyat berkewajiban pula untuk bersama –sama menanggung biaya pembangunan yang mereka harapkan.





3.      Makna Denotatif
Makna denotatife adalah makna atau kelompok kata yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud diluar bahasa yang diterapi satuan bahasa itu secara tepat.
Denotasi adalah hubungan yang digunakan didalam tingkat pertama dalam sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting .

Contoh makna denotatife:
Kata uang yang mengandung makna benda kertas atau logam yang digunakan dalam transaksi jual beli.

4.      Makna Proposional
Makna Proposional adalah makna yang muncul apabila seseorang membatasi pengertiannya tentang sesuatu. Makna proposional biasa dipadankan dengan makna deskriptif, atau makna referensial, atau makna kognitif, atau makna ideasional ( lihat lyons, 1, 1977:51).
Contoh makna proposional :
Kalau seseorang mengujarkan sudut siku-siku pasti  90 derajat.

5.      Makna Emotif
Makna Emotif adalah makna yang timbul akibat adanya reaksi pembicara atau sikap pembicara mengenai apa yang di pikirkan atau di rasakan (Shipley, 1962 :261).
Contoh makna emotif :
Kata kerbau yang muncul dalam urutan kata engkau kerbau. Kata kerbau ini menimbulkan perasaan tidak enak bagi pendengar, atau dengan kata lain, kata kerbau mengandung makna emosi. Kata kerbau di hubungkan dengan prilaku yang malas, lamban, dan dianggap sebagai penghinaan.


6.      Makna referensial
Makna referensial adalah makna yang langsung berhubungan dengan acuan yang di tunjuk oleh kata. Sebelum di lanjutkan uraian makna referensial mengisyaratkan kepada kita tentang makna yang langsung menunjuk pada sesuatu, apakah benda, gejala, kenyataan, peristiwa, proses, sikap.
Contohnya:
Kalau seseorang mengatakan marah maka yang di acu adalah gejala marah, misalnya muka yang cemberut, diam, dan kalau berbicara menggunakan bahasa yang bernada tinggi, yang kadang-kadang di ikuti dengan anggota badan.

7.      Makna pictorial
Makna pictorial ialah  makna yang muncul akibat bayangan pendengar atau pembaca terhadap kata yang di dengar atau di baca.
Contoh:
Dalam BI terdapat kata kakus. Orang  yang mendengar atau membaca kata kakus, akan terbayang  hal-hal yang berhubungan dengan kakus, misalnya baunya, warna kotoran yang masuk kedalam kakus. Pendengar atau pembaca jijik, mual, dan kalau kita dengar ketika kita sedang  makan, dan kemungkinan besar kita akan berhenti makan. Makna kata kakus dengan segala bayangannya ada di dalam otak kita.

8.       Makna Gramatikal
Makna gramatikal/ makna fungsional/ makna fungsional / makna internal adalah makna yang muncul sebagai akibat berfunsinya kata dalam kalimat. Misalkan dalam Bahasa Indonesia terdapat kata dua kalau kata dua di tempatkan dalam kalimat, misalnya : Dua? / Dua! Masih Dua. Baru Dua. Dua kali.
Kata, urutan kata dua memperlihatkan makna  yang berbeda-beda. Makna inilah yang di sebut makna gramatikal.



9.       Makna Leksikal
            Makna leksikal/ makna semantik/ makna eksternal adalah makna kata ketika kata berdiri sendiri, entah
Dalam leksem atau bentuk berimbuhan yang maknanya kurang lebih tetap seperti yang bisa dibaca di dalam kamus bahasa tertentu.
Contoh: dalam bahasa Indonesia terdapat kata gawang di dalam KBBI kata gawang di artikan:
a.       Dua tiang yang di hubungkan dengan kayu palang pada bagian ujung atas.
b.      Dua tiang yang berpalang sebagai tempat sasaran memasukan bola dalam permainan sepak bola.

10.   Makna Luas
            Makna luas menunjukan bahwa makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari yang di pertimbangkan. Kata akan jelas sekali maknanya setelah pendengar atau pembaca mengikuti rangkaian kalimat berikutnya.
Contoh:
Kalau seseorang mengatakan kuliah, apakah yang sebenarnya di maksud dengan kata ini? Kalau seseorang berkata, ” kuliah sebentar sore ini”.

11.  Makna Sempit
            Makna sempit merupakan makna yang berwujud sempit pada keseluruhan ujaran. Makna sempit biasa di sebut khusus.
Contoh: berikan gudang garam padanya,  urutan kata gudang garam mengacu pada rokok yang berlabel gudang garam, rokok kretek yang bernama gudang garam. Orang yang meminta untuk memberikan rokok, pasti akkan mengambil rokok kretek yang bernama gudang garam. Pengertian rokok lebih sempit pada rokok yang berlabel gudang garam.



  1. Makna Afektif
Makna afektif merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan kata atau kalimat. Makna afektif berhubungan dengan reaksi pendengar atau pembaca dalam dimensi rasa, maka dengan sendirinya makna afektif berhubungan pula dengan gaya bahasa.
Contoh:
            Seseorang berkata ”Datanglah ke pondok buruk kami” urutan kata pondok buruk mengandung makna afektif terlihat adanya rekasi yang berhubungan dengan perasaan pendengar. Kalau seseorang berkata ”monyet’’ maka mengandung makna yang berhubungan atau mengakibatkan perasaan tersinggung. Dengan kata lain kata monyet memiliki makna yang berkaitan dengan nilai rasa. Kata monyet berhubungan dengan penghinaan.

  1. Makna Ekstensi
Makna ekstensi adalah makna yang mencakup semua ciri objek atau konsep (Harimurti, 1982:103). Makna ekstensi mencakup semua makna atau kemungkinan makna yang  muncul dalam kata.
Contoh:
Kata ayah dapat di maknakan : orang tua anak-anak, laki-laki, telah beristri, tidak memakai BH, sebagai kepala rumah tangga, atau orang yang berusaha keras mencari nafkah untuk anak dan istrinya.

  1. Makna Gerefleker
Makna gerefleker adalah makna yang muncul karena sugesti emosional dan makna yang berhubungan dengan kata atau ungkapan tabu. Hal-hal seperti ini, misalnya berhubungan dengan seksual, kepercayaan atau kebiasaan.
Contoh:
Kata-kata bersetubuh, ereksi, ejakulasi adalah kata-kata yang mengandung makna gerefleker. Dengan demikian, dalam tata pergaulan yang sopan tidak mungkin orang berkata ” mari kita bersetubuh,” meskipun kalimat ini wajar di lihat dari segi struktur. Jadi kata ini tidaklah pantas dikatakan pada situasi yang bukan pada tempatnya.

  1. Makna Intensi
Makna intensi merupakan makna yang menekankan maksud pembicara (Harimurti, 1982:103).
Contoh:
            Ambillah kata roti yang akan muncul dalam  kalimat
a.       saya minta roti
b.      saya mau menyimpan roti
c.       saya akan membeli roti
d.      saya akan membuat roti
e.       saya akan mengiris roti

  1. Makna Kiasan
Makna kiasan adalah pemakaian kata-kata yang maknanya tidak sebenarnya.
Contoh :
Dalam BI terdapat kata bintang yang bermmakna benda langit yang berkelap-kelip jika dilihat pada waktu malam  ( ya… bintang tidak pernah kelihatan siang). Namun, kalau seseorang berkata ” Dia bintang lapangan”. Urutan kata bintang lapangan bermakna kiasan, orang yang terampil bermain sepak bola.

  1. Makna Kolokasi
Makna kolokasi biasanya berhubungan dengan penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan,  yang sama. Kalau seseorang berkata garam, gula, ikan, sayur, terong, tomat, kata-kata ini berhubungan dengan lingkungan dapur. Kalau seseorang berkata gergaji, gurdi, ketam, pahat, parang, tukul. Maka kata-kata ini berhubungan dengan lingkungan tukang kayu dll.



  1. Makna konotatif
Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai bahasa terhadap kata yang di dengar atau kata yang dibaca.
Misalnya kata amplop. Kta amplop bermakna sampul yang berfungsi tempat mengisi surat yang akan disampaikan kepada orang lain atau kantor. Atau instansi. Makna ini adalah makna denotasinya. Tetapi pada kalimat ” Berilah amplop agar urusanmu segera selesai”. Maka kata amplop sudah bermakna kkonotatif yakni berilah  ia uang.  Kata amplop dan uang masih ada hubungan, karena uang dapat saja diisi di dalam amplop. Dengan kata lain kata amplop mengacu kepada uang dan lebih khusus lagi lagi uang pelancar, uang pelicin, uang semir, uang sogok.

  1. Makna konstruksi
Makna konstruksi merupakan makna yang terdapat di dalam suatu konstruksi kebahasaan.
Misalnya makna milik atau yang menyatakan kepunyaan di dalam BI dinyatakan dengan jalan membuat urutan kata atau menggunakan akhiran punya. Orang dapat mengatakan mobil si Yopi, rumah ibu, tasmu, songkoknya. Makna dimaksud terdapat di dalam konstruksi.

  1. Makna Kontekstual
Makna kontekstual atau makna situasional muncul sebagai akibat hubunngan antara ujaran dan konteks. Misalnya konteks situasi memaksa pembicara mencari kata yang maknanya berkaitan dengan situasi. Misalnya situasi kedukaan akan memaksa orang untuk mencari kata yang maknanya berkaitan dengan situasi itu. Orang akan menggunakan kata yang maknanya ikut bersedih, kasihan, sayang. Orang tidak akan mungkin mengatakan ” yang meninggal ini berhutang pada saya”.



  1. Makna Lokusi
Makna lokusi adalah makna yang terdapat di dalam ujaran di tambah dengan faktor-faktor yang turut melahirkan ujaran tersebut misalnya faktor konteks. Dalam teori ujaran terdapat 3 macam tindak ujaran, yakni: tindak lokusi yang mengitkan suatu topik dengan suatu keterangan dalam suatu ujaran  tindak ilokusi yaitu pengujaran suatu pernyataan, janji, pertanyaan, tawaran, dan ilokusi yaitu hasil atau efek yang di timbulkan oleh ujaran itu pada pihak pendengar sesuai dengan koonteks.
Contoh :
Dakam BI terdapat urutan kata atau kalimat ”Rumahmu bagus” atau ”Rumahmu bersih”. Kawan bicara mendengar ujaran itu (lokusi), ia berusaha memahami kandungannya (ilokusi) akibatnya (perlokusi) yakni kawan bicara akan gembira sebab mendapat pujian tetapi kalau ternyata rumah itu kotor maka si kawan bicara akan merah mukanya sebab kalimat itu merupakan penghinaan baginya.

  1. Makna pusat
Makna pusat atau makna inti adalah makna yang dimiliki setiap kata meskipun kata tersebut tidak berada di dalam konteks kalimat. Untum menentukan makna pusat harus ditentukan lebih dahulu, dari sudut manakah kita melihat kata-kata itu.
 Misalnya kata melihat yang masuk ketegori verbal. Makna kata melihat dpat dirinci dari (i) kegiatan, (2), objek dan (3) hasilnya. Dilihat dari segi kegiatan  makna pusat kata melihat yakni melaksanakan kegiatan ....; dilihat dari segi objek maka makna pusat kata melihat yakni....yang ditujukan kepada...;dan jika dilihat dari segi hasilnya, maka makna pusat kata melihat yakni...untuk mengetahui....

  1. Makan stiliska
Merupakan makna yang  muncul akibat pemakaian bahasa. Kita dapat menjelaskan makna stiliska melalui berbagai dimensi dan tingkatan pemakaian bahasa.

Contoh:
Misalkan dalam suatu penggalan cerpen terdapat efek yangb berhubungan dengan emosi, sedih gembira, terkesima, tersedih.

  1. Makna Tekstual
Merupakan makna yang timbul setelah seseorang membaca teks secara keseluruhan. Makna tersebut tidak di peroleh hanya melalui makna setiap kata, atau makna setiap kalimat, tetapi makna teksttual dapat di temukan setelah seseorang membaca keseluruhan teks.
Contoh:
Dalam harian suara merdeka 12 juni 2005, halaman tertentu menurunkan berita yang yang di dalamnya terdapat kata menjurus. Untuk mengetahui arti kata itu sebenarnya kita perlu membaca teksnya secara keseluruhan baru kita dapat menyimpulkan.

  1. Makna tematis
Makna tematis akan dipahami setelah di komunikasikan oleh pembicara atau penulis baik melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan maupun penekanan pembicaraan pembicaraan. Misal ketika makna waktu yang ingin di tonjolkan contohnya sebagai berikut: ”Kemarin, Ali anak dokter Bagus meninggal”.